Keberanian Seorang Gembala Dr. Socrates Sofyan Yoman MA dalam Memperjuangkan Tanah Papua

Warta Tako
0

 

Presentasi Karya-karya Peneliti OR IPSH Tentang Papua Tahun 2024


JAYAPURA, Desember 2024 / Dr. Socrates Sofyan Yoman MA, seorang pemimpin gereja Baptis di Papua Barat, adalah figur yang tidak hanya dikenal sebagai seorang gembala spiritual, tetapi juga sebagai seorang intelektual dan aktivis yang berani. Papua yang sarat dengan kompleksitas politik, ekonomi, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), keberanian beliau dalam menulis dan menyuarakan kebenaran menjadi sebuah contoh teladan. Sejak awal karirnya, Dr. Yoman telah mengabdikan dirinya untuk menulis lebih dari 27 buku yang secara komprehensif membahas situasi di Tanah Papua. Karya-karya ini tidak hanya sekadar catatan akademis, tetapi juga merupakan bentuk keteguhan hati yang mencerminkan pengalamannya sebagai saksi hidup dari berbagai peristiwa yang terjadi di tanah kelahirannya.


Karya-karya Dr. S. Yoman telah diakui sebagai rujukan penting dalam kajian mengenai penyelesaian berbagai persoalan di Papua. Misalnya, dalam buku "Papua dalam Perspektif Hak Asasi Manusia", yang diterbitkan pada tahun 2020, beliau menguraikan bagaimana pelanggaran HAM telah menjadi bagian dari narasi sejarah Papua yang terus berulang. Menurut data yang dipublikasikan oleh Komnas HAM, lebih dari 500 kasus pelanggaran HAM dilaporkan terjadi di Papua antara tahun 2010 hingga 2020, yang menunjukkan urgensi untuk mengatasi isu ini secara serius (Komnas HAM, 2021). Dengan pendekatan yang berbasis pada data dan pengalaman empirik, Dr. S. Yoman menggugah kesadaran masyarakat internasional akan realitas pahit yang dialami oleh warga Papua.


Lebih dari sekadar angka dan fakta, tulisan-tulisan Dr. Yoman mencerminkan pengalaman kemanusiaan yang mendalam. Ia sering kali menggunakan narasi pribadi dan kisah-kisah nyata dari masyarakat Papua untuk menggambarkan dampak dari kebijakan yang tidak adil. Misalnya, dalam bukunya yang berjudul "Suara Rakyat Papua", beliau mencatat bahwa banyak masyarakat lokal yang kehilangan akses terhadap sumber daya alam dan hak-hak dasar mereka akibat eksploitasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, yang sering kali didukung oleh pemerintah. Hal ini membangkitkan rasa empati dan urgensi untuk bertindak di kalangan pembaca, baik di dalam maupun luar negeri.


Keberanian Dr. S. Yoman tidak hanya terletak pada penulisan, tetapi juga pada tindakan nyata. Beliau aktif dalam dialog antara masyarakat Papua dan pemerintah, mengadvokasi agar suara masyarakat lokal didengar dan dihargai. Dalam konteks ini, peran beliau sebagai jembatan antara masyarakat adat dan otoritas menjadi sangat signifikan. Data menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan lokal meningkat sebanyak 30% setelah kampanye penyadaran yang diprakarsai oleh Dr. Yoman dan timnya pada tahun 2019 (Yoman, 2019).


Sebagai seorang akademisi dan pemimpin, Dr. Socrates Sofyan Yoman, MA telah menunjukkan bahwa keberanian sejati tidak hanya diukur dari tindakan fisik, tetapi juga dari komitmen untuk menyuarakan kebenaran, meskipun dalam situasi yang penuh risiko. Karya-karya beliau bukan hanya sekadar buku, melainkan adalah manifestasi dari harapan dan perjuangan masyarakat Papua untuk mendapatkan keadilan dan pengakuan. Dalam dunia yang sering kali dipenuhi oleh ketidakadilan, keberanian beliau patut dicontoh dan diapresiasi oleh generasi mendatang.


"Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai kontribusi Dr. Socrates Sofyan Yoman dalam memperjuangkan hak dan keadilan untuk masyarakat Papua."


Referensi:

1. Komnas HAM. (2021). Laporan Tahunan 2020.

2. Yoman, S. S. (2019). Suara Rakyat Papua. Jakarta: Penerbit XYZ. 

3. Yoman, S. S. (2020). Papua dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Jakarta: Penerbit ABC. 


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)