Ilustrasi Yohanes Pembaptis |
Perihal: Gambaran untuk Jenderal Egianus Kogeya dan seluruh Komandan dan anggota TPNPB
Kepada Yang Terkasih,
Jenderal Egianus Kogeya dan seluruh Komandan dan anggota TPNPB
Di Tanah Papua Barat dari Sorong-Merauke
Selamat Natal dan Shalom!
Pada 25 Desember 2023, dari Ita Wakhu Purom, saya mau sampaikan kepada Jenderal Egianus Kogeya dan seluruh Komandan dan anggota TPNPB
Di Tanah Papua Barat dari Sorong-Merauke:
" Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah" (Matius 5:9).
1. Saya sudah beberapa kali menulis surat Gembala dan seruan moral sebagai berikut:
(1) Pada 19 Februari 2023 dengan perihal: Bebaskan pilot Philip Mark Mehrten.
(2) Pada 20 Februari 2023 dengan perihal: Pembebasan Penyanderaan pilot Philip Mark Mehrtens kepada Ir. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia di Jakarta.
(3) Pada 24 April 2023 dengan perihal: Surat Gembala Terbuka dan Seruan Moral untuk Penarikan Pasukan TNI dari Kabupaten Nduga kepada Laksamana
Yudo Margono Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Jakarta.
(4) 22 Maret 2023 dengan perihal: Segera Bebaskan Pilot Philip Mark Mehrtens.
(5) Pada 29 Mei 2023 dalam bentuk artikel berjudul: Wajah Operasi Militer di Tanah Papua Barat dari Sorong-Merauke.
(6) Pada 20 Desember 2023 dengan perihal: Menarik Pasukan TNI Non Organik dari Wilayah Nduga kepada Yang Terhormat, Panglima TNI Jenderal
H.Agus Subiyanto SE, M.Si di Jakarta.
2. Saya sadar dan mengerti usaha saya ini belum tentu berkenan di hati Jenderal Egianus Kogeya dan pemerintah Indonesia, terutama TNI yang saya minta menarik pasukan non organik dari Kabupaten Nduga.
3. Setelah saya menyampaikan seruan moral pertama pada 19 Februari 2023 dan 29 Mei 2023, saya berhenti bersuara selama enam bulan dari Juni-November 2023. Karena, saya melihat banyak orang yang berniat baik, dari pihak negara, LSM, Gereja, secara personal berjuang untuk berkomunikasi dengan Jenderal Egianus Kogeya dalam usaha pembebasan pilot Mark Philip Mehrtens.
4. Dalam enam bulan itu, saya amati dan analisa beberapa nilai positif dan negatif yang perlu saya sampaikan sebagai berikut:
4.1. Nilai positif
(1) Jenderal Egianus Kogeya telah berhasil menarik perhatian masyarakat Internasional, bahwa perjuangan ideologi Papua Barat merdeka untuk pengakuan 1 Desember 1961 tidak hilang atau tenggelam atau mati karena Otonomi Khusus nomor 21 Tahun 2001 dan pemekaran-pemekaran banyak kabupaten dan provinsi. Artinya, Ideologi Papua Barat tetap hidup dan bertumbuh kuat dalam setiap generasi.
(2) Jenderal Egianus Kogeya telah menunjukkan kepada Indonesia dan dunia internasional bahwa TPNPB bukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan juga bukan teroris. Artinya, semua label dan stigma negatif ditolak.
(3) Jenderal Egianus Kogeya mempunyai moral politik dengan menjaga identitas ideologi dan nasionalisme Papua Barat dengan tidak menerima tawaran uang dari penguasa Indonesia. Artinya, martabat, ideologi dan nasionalisme bangsa Papua Barat tidak digadaikan dengan cara-cara murahan.
4.2. Dampak Negatif
(1) Saya mau sampaikan dengan jujur, bahwa mengapa saya mengirim surat berulang-ulang untuk membebaskan pilot Mark Philip Mehrtens?
Saya menyesal karena dukungan dari akar rakyat (grass root), gereja, media, LSM, universitas, anggota parlemen nasional di Wellington, dan pemerintah sejak bertahun-tahun itu telah rusak dengan menahan pilot Mark Philep Mehrten selama berbulan-bulan.
Ada banyak teman yang berjuang yang meyakinkan rakyat New Zealand, termasuk alm. John Octo Ondowame dan banyak teman yang bekerja keras.
Saya, sejak 2006, 2016, 2017, pergi ke New Zealand kampanye dari kampung ke kampung sampai pergi ketemu petani di kebun dari ujung ke ujung New Zealand. Saya berbicara di gereja, di Universitas, di radio, dan televisi, dan di parlemen nasional di Wellington.
Semua yang kami kerja jatuh bangun dan bertahun-tahun ini dirusak dan dihancurkan dengan menahan pilot Mark Philep Mehrten berbulan-bulan.
Keluarganya gelisah, istri menangis dan anak-anak menangis, berarti seluruh rakyat New Zealand ikut gelisah dan marah. Akibatnya kita lihat dalam 1 Desember 2023 di New Zealand yang biasanya kibarkan bendera Bintang Kejora dan perempuan-perempuan Maori dan Pasifik dan New Zealand yang tampil berani dan dengan lantang bersuara untuk mendukung Papua Barat merdeka mundur dan diam karena kecewa dan marah.
Walaupun kami lebih sakit, kecewa dan menangis karena penderitaan kami sudah bertahun-tahun sejak 19 Desember 1961 sampai sekarang dan masyarakat kita juga berada dalam pengungsian.
Pada 19-24 November 2023 di Neumea, Kanaki dalam Sidang Umum Konferensi Gereja-gereja Pasifik (GA PCC), saya berjumpa dengan seorang pendeta perempuan Samoa dari Selandia Baru yang bernama (T) pendukung kuat Papua Barat merdeka yang biasanya salam dengan hangat dan bertanya banyak hal tentang Papua Barat, dia salamnya dingin dan dia pergi begitu saja tidak banyak komentar.
Biasanya teman-teman dari New Zealand selalu sampaikan Salam Natal tapi tahun ini hanya dua orang teman yang sampaikan Salam Natal, Pendeta Brian Turner dan Johnny Blade, wartawan Radio Internasional New Zealand. Itupun setelah saya ada komunikasi tentang masalah pribadi dengan sahabat-sahabat lama saya ini.
Mereka sudah tutup telinga, mata dan tidak simpati lagi dengan perjuangan rakyat dan bangsa Papua Barat dan kita sendiri menolak dan menghilangkan solidaritas rakyat Selandia Baru terhadap kita.
(2) New Zealand/Selandia Baru adalah anggota dari Negara Five Eyes (Anggota dari Lima Mata), yaitu: Inggris, Amerika, Australia, Kanada dan New Zealand dan mereka satu rumpun dari Inggris Raya atau Kerajaan Inggris.
Hanya dengan satu orang ini, pilot Mark Philep Mehrtens, bisa saja mengakibatkan perjuangan rakyat dan bangsa Papua Barat yang bertahun-tahun sudah mencapai 62 tahun ini mengalami hambatan dan kesulitan.
Ini gambaran singkat yang saya sampaikan kepada Jenderal Egianus Kogeya dan seluruh pasukan TPNPB.
Demi kemanusiaan dalam suasana bulan Desember, bulan Damai ini, dan hak asasi manusia, saya meminta kepada Jenderal Egianus Kogeya dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sebagai berikut:
1. Jenderal Egianus Kogeya menunjuk orang-orang yang dipercaya dengan surat tertulis untuk memulai membangun komunikasi dengan dengan Jenderal Egianus, pihak Indonesia dan pihak pemerintah New Zealand.
2. Jenderal Egianus Kogeya dan orang yang dipercaya itu menyerahkan pilot
Mark Phillip Mehrtens kepada Duta Besar New Zealand untuk Indonesia. Tempat menyerahkan diatur oleh Jenderal Egianus dan orang yang dapat dipercaya.
3. Karena, Jenderal Egianus Kogeya sudah menyatakan kepada publik komunitas internasional, bahwa rakyat dan bangsa Papua Barat berjuang untuk pengakuan Kemerdekaan 1 Desember 1961.
4. Jenderal Egianus Kogeya sebagai pemimpin besar membebaskan pilot Mark Phillip Mehrtens dalam bulan Natal membuktikan bahwa memperjuangkan Papua Barat merdeka dengan pendekatan cinta damai, keadilan dan menghargai martabat kemanusiaan.
5. Kalau Jenderal Egianus Kogeya meminta saya dari Dewan Gereja Papua (WPCC) untuk membangun komunikasi dengan Jenderal EK, pemerintah Indonesia dan pemerintah New Zealand, saya bersedia dengan dua syarat utama, yaitu: menarik pasukan TNI non organik dan membuka semua akses wilayah kabupaten Nduga.
6. Jenderal Egianus Kogeya meminta
menarik seluruh pasukan TNI non organik di wilayah pegunungan, lebih khusus dari kabupaten Nduga dan TNI membuka semua akses yang diblokir di wilayah Nduga dan kabupaten sekitarnya dan wilayah Nduga dijadikan wilayah zona nyaman.
Terima kasih.
Ita Wakhu Purom, 25 Desember 2023
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
2. Anggota: Dewan Gereja Papua
(WPCC).
3. Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC).
4. Anggota Baptist World Alliance (BWA).
____
Kontak: 08124888458///08128888712
Segera Pembebasan Penyanderaan pilot Philip Mark Mehrtens
BalasHapus