Tantangan dan Harapan dalam Pelaksanaan Pemilu di Kabupaten Lanny Jaya

Warta Tako
0


Oleh Moritanichrist T
 

APENDAHULUAN


Pelaksanaan pemilu di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang memiliki konteks sosial dan budaya yang kompleks seperti Kabupaten Lanny Jaya, menjadi tantangan tersendiri. Pada saat pelantikan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lanny Jaya telah mengambil sumpah janji untuk menyelenggarakan pemilu secara demokratis, berkeadilan, dan damai, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2017. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara komitmen yang diucapkan dan pelaksanaan yang terjadi. Belum selesainya pleno kabupaten menjadi sorotan utama dan memunculkan berbagai pertanyaan mengenai profesionalisme dan integritas penyelenggara pemilu.


1. KONDISI TERKINI DAN TANTANGAN


Hingga saat ini, proses pleno di Kabupaten Lanny Jaya belum mencapai penyelesaian yang diharapkan. Situasi ini menimbulkan keraguan di kalangan masyarakat mengenai komitmen KPU Lanny Jaya untuk melaksanakan tugasnya dengan jujur dan adil. Dalam konteks ini, penting untuk menyoroti bahwa pelaksanaan pemilu bukan hanya sekedar proses administratif, melainkan juga merupakan cerminan dari komitmen moral dan etika para penyelenggara. Data menunjukkan bahwa ketidakpastian dalam rekapitulasi suara dapat memicu konflik sosial yang berkepanjangan dan berpotensi menimbulkan kerugian baik secara jiwa maupun harta (KPU, 2021).


Sebagai contoh, dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2020, ditemukan bahwa daerah dengan penyelenggaraan pemilu yang tidak transparan cenderung mengalami peningkatan ketegangan sosial. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya integritas dalam proses pemilu untuk menjaga stabilitas sosial (LSI, 2020).


2. PENTINGNYA PROFESIONALISME KPU


Dengan mempertimbangkan situasi yang ada, sangat penting bagi KPU Lanny Jaya untuk bekerja secara profesional dalam setiap tahapan pemilu. Penyelenggara harus memastikan bahwa setiap suara yang diterima dan dihitung adalah representasi yang akurat dari kehendak rakyat. Ini bukan hanya tugas administratif, tetapi juga tanggung jawab moral kepada masyarakat.


Sikap proaktif KPU dalam menjelaskan setiap langkah dan proses yang diambil dapat membantu meredakan ketegangan yang ada. Sebagaimana diungkapkan oleh Koalisi Pemantau Pemilu, transparansi dalam rekapitulasi suara dapat mengurangi potensi konflik dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu (Koalisi Pemantau Pemilu, 2022).


B. KESIMPULAN DAN HARAPAN

1. PENUTUP 

Kami berharap, sebagai bagian dari masyarakat yang menginginkan Lanny Jaya sebagai "Kota Injil", KPU Lanny Jaya dapat mengedepankan prinsip kejujuran dan keadilan dalam melaksanakan tugasnya. Kita tidak menginginkan terjadinya tragedi yang lebih besar akibat dari ketidakprofesionalan dalam pengelolaan pemilu. Mari kita ciptakan suasana damai dan kondusif, di mana hak-hak setiap warga negara dihormati dan disuarakan dengan sebaik-baiknya.

2. SARAN

Akhir kata, mari kita berkomitmen untuk menjaga Lanny Jaya sebagai daerah yang damai dan berkeadilan, serta menjunjung tinggi prinsip demokrasi yang sesungguhnya. Dengan demikian, semua pihak, terutama KPU, diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab demi masa depan yang lebih baik bagi masyarakat.


Referensi:


1. KPU. (2021). Laporan Tahunan Kinerja KPU.

2. Lembaga Survei Indonesia (LSI). (2020). Survei Kualitas Penyelenggaraan Pemilu di Daerah.

3. Koalisi Pemantau Pemilu. (2022). Laporan Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pemilu. 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)