Makna Ciuman Pejabat Papua dan Ciuman Yudas Iskariot kepada Yesus

Warta Tako
0

 

Ilustrasi Seorang Perempuan Setiap Kujungan Kerja Ke Papua Selalu Cium Tanah


A. Ciuman Yudas Iskariot
Ciuman itu sendiri adalah tanda yang disepakati oleh Yudas dengan para penangkap Yesus untuk mengidentifikasi siapa Yesus di antara kerumunan murid-murid-Nya. Meskipun ciuman adalah ekspresi kasih sayang dan penghormatan, dalam konteks ini, ciuman Yudas menjadi tindakan kemunafikan dan pengkhianatan yang paling keji . Ini adalah ironi yang pahit: tindakan yang seharusnya mewakili kasih malah digunakan untuk menyampaikan kematian.
Makna ciuman Yudas sangat dalam:
1. Pengkhianatan Kepercayaan: Yudas adalah orang yang dekat dengan Yesus, dipercaya sebagai salah satu murid-Nya. Ciuman itu melambangkan pelanggaran kepercayaan yang mendalam.
2.Manipulasi dan Kemunafikan:Yudas menggunakan simbol kasih sayang untuk tujuan jahat, menunjukkan sifat licik dan pengkianatan.
B.Pemimpin Papua yang Cium Tanah
Frasa "cium tanah" yang di gunakan untuk menggambarkan pemimpin Papua yang terlibat dengan program Jakarta memiliki konotasi yang kuat dan sering kali "negatif" dalam konteks politik dan sosial Papua.
1. Simbol Ketaatan atau Penyerahan Diri:
Secara harfiah, mencium tanah bisa diartikan sebagai tanda hormat, ketaatan, atau bahkan penyerahan diri yang ekstrem. Dalam konteks ini, "cium-cium tanah" bisa menyiratkan bahwa beberapa pemimpin Papua terlalu tunduk atau patuh pada kebijakan dan program yang digagas dari Jakarta, terkadang dengan mengorbankan kepentingan atau aspirasi rakyat Papua sendiri.
2. Kritik terhadap Kooptasi:
Istilah ini sering digunakan oleh pihak-pihak yang kritis terhadap pemerintah Indonesia atau pemimpin Papua yang dianggap telah "dikendalikan" atau "dikooptasi" oleh Jakarta. Ini menyoroti kekhawatiran bahwa program-program dari pusat mungkin tidak selalu sesuai dengan kebutuhan riil atau kehendak masyarakat adat Papua, dan bahwa pemimpin lokal yang mendukungnya mungkin telah kehilangan independensi mereka.
3. Dugaan Keuntungan Pribadi:
Ada pula kemungkinan bahwa frasa ini menyiratkan bahwa para pemimpin tersebut "mencium tanah" (mendukung program Jakarta) karena adanya keuntungan pribadi atau kelompok yang mereka dapatkan dari kerja sama tersebut, bukan karena dorongan tulus untuk kemajuan Papua. Ini bisa mencakup posisi politik, dana, atau proyek-proyek tertentu.
4.Kehilangan Solidaritas dengan Rakyat:
Dalam pandangan beberapa masyarakat Papua, pemimpin yang terlalu dekat dengan Jakarta dan program-programnya mungkin dianggap telah "meninggalkan" perjuangan atau aspirasi rakyat Papua yang lebih luas, terutama terkait isu-isu otonomi khusus, hak asasi manusia, atau keadilan sejarah.
Perbandingan antara "Ciuman Yudas" dan "cium tanah" para pemimpin Papua terletak pada persepsi pengkhianatan atau pengabaian kepercayaan".
Dalam kasus Yudas, itu adalah pengkhianatan spiritual dan personal. Dalam konteks Papua, "cium tanah" bisa dianggap sebagai pengabaian atau pengkhianatan terhadap aspirasi kolektif masyarakat Papua, terutama bagi mereka yang merasa bahwa otonomi atau hak-hak hidup serta pelanggan HAM Berat di Papua yang tidak diselesaikan oleh Jakarta.

Sumber: Facebok.com/antallo/ Akses 1 Agustus 2025

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

Advertisement