PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN PSIKOLOGIS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Warta Tako
0

Perkembangan Kognitif Kehidupan Manusia 


PAPUA, Desember 2024 / Perkembangan kognitif dan psikologis merupakan aspek yang sangat vital dalam memahami dinamika manusia dalam menghadapi berbagai perubahan yang seringkali tidak terduga. Konsep "Kekuatan terbesar dari pikiran adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan" mencerminkan salah satu aspek fundamental dari sifat manusia, yaitu plastisitas mental. Plastisitas ini merujuk pada kemampuan otak untuk membentuk dan mengubah koneksi saraf sebagai respons terhadap pengalaman baru, pembelajaran, serta kondisi lingkungan yang berubah. Penelitian Draganski et al. (2004) menunjukkan bahwa neuroplastisitas tidak hanya memungkinkan individu untuk memperbarui dan mengoptimalkan keterampilan serta pengetahuan mereka, tetapi juga menjadi kunci dalam menghadapi tantangan hidup yang dinamis. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa otak manusia memiliki kapasitas luar biasa untuk bertransformasi sepanjang hidup, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan individu.


Mengadaptasi pemikiran dan perilaku dalam menghadapi perubahan adalah elemen kunci dalam teori psikologi positif yang dipopulerkan oleh Martin Seligman. Dalam bukunya yang berjudul “Flourish” (2011), Seligman menekankan bahwa individu yang mampu beradaptasi terhadap situasi baru cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dan ketahanan yang lebih baik terhadap stres. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk beradaptasi bukan hanya sekadar tentang bertahan hidup, tetapi juga tentang berkembang dan mencapai potensi maksimal dalam berbagai aspek kehidupan. Pemikiran ini sangat relevan, terutama dalam konteks modern di mana individu dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari perubahan sosial hingga kemajuan teknologi yang pesat.


Data kuantitatif yang dihasilkan oleh Côté et al. (2011) menunjukkan bahwa individu dengan kemampuan kognitif yang tinggi, yang dapat diukur melalui berbagai tes psikologis, memiliki peluang 60% lebih tinggi untuk berhasil beradaptasi dalam lingkungan kerja yang berubah-ubah. Temuan ini tidak hanya penting dalam hal profesional, tetapi juga mengindikasikan relevansi luas dari kemampuan adaptasi ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan kognitif yang baik, individu tidak hanya mampu menyerap informasi baru lebih cepat tetapi juga mampu mengimplementasikan pengetahuan tersebut dalam situasi yang beragam.


Dengan demikian, kekuatan pikiran dalam beradaptasi dengan perubahan bukan hanya menjadi bukti kemampuan individu untuk bertahan, tetapi juga mencerminkan harapan dan potensi yang melekat dalam diri manusia. Dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, pandemi, dan perkembangan teknologi yang cepat, kemampuan untuk beradaptasi akan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan manusia secara kolektif. Sebuah studi oleh World Economic Forum (2020) menegaskan bahwa 85% pekerjaan yang ada di tahun 2030 belum ada saat ini, yang menekankan pentingnya kemampuan adaptasi dalam profesional dan sosial. Ini menunjukkan bahwa masa depan akan sangat bergantung pada kemampuan kita untuk berinovasi dan beradaptasi dalam menghadapi ketidakpastian yang ada.


Referensi

- Draganski, B., Gaser, C., Kraft, R., & May, A. (2004). Neuroplasticity: Changes in grey matter induced by training. Nature, 427(6972), 311-312.

- Seligman, M. E. P. (2011). Flourish: A Visionary New Understanding of Happiness and Well-Being. Free Press.

- Côté, S., & Miners, C. T. H. (2011). Emotional intelligence, cognitive intelligence, and job performance. Administrative Science Quarterly, 56(1), 57-92.

- World Economic Forum. (2020). The Future of Jobs Report 2020. Retrieved from [WEF](https://www.weforum.org/reports/the-future-of-jobs-report-2020). 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)