![]() |
Kondisi Kota Wamena Papua Pegunungan 2025 |
WAMENA, 14 Juni 2025, Situasi Wanena dan Relevansi Teori Ricky Gerung, "Dulu tahun 2001 sesaat sebelum pemimpin Adat dan Politik Papua, mendiang Theys H.Eluay dieksekusi Kopassus, Kota Jayapura disebarkan teror dan isu adanya drakula. Masyarakat dihimbau agar tidak keluar rumah di atas jam 17.00 WIT. Setelah beberapa waktu, rakyat Papua dikagetkan dengan penemuan jazad Theys di Kota Barat".
Hari-hari ini ada semacam situasi yang aneh dan tidak biasa sedang terjadi di Kota Wamena dan sekitarnya. Ini terkait dengan adanya isu pergerakan TPNPB Kodap III Nduga yang katanya sedang beroperasi di wilayah Wamena Kota yang notabene adalah teritorial Kodap II Baliem.
Pergerakan dan invasi pasukan TPNPB Kodap III di wilayah operasi TPNPB Kodap II ini lantaran apa dan kenapa tidak jelas sama sekali. Ini tentu secara otoritas teritorial kewilayaan tidak dibenarkan. Oleh karena itu, bila memang benar adanya--himbauan Jubir TPNPB beberapa hari ini mestinya di dengar dan diikuti.
Namun, situasi saat ini bila ditinjau ke belakang memang agak aneh sejak awal. Bila di runut, waktu kejadian penembakan pertama dari keluarnya pernyataan yang disebut himbauan perang sangat singkat. Tidak ada jeda. Tidak ada juga bukti bahwa pelaku merupakan pasukan Egianus.
Semua peristiwa penembakan di Hitigima, Depan RSUD Wamena hingga di distrik Assotipo dan yang terkini semalam adalah penembakan di Pugima-Maima sangat kabur. Tidak ada bukti bahwa pihak pelaku berasal dari kelompok pasukan Egianus Kogeya cs.
Kami agak khawatir dan menduga ini hanyalah desain tingkat tinggi pihak tertentu untuk mewujudkan misi terselubung. Misalnya pendirian pos militer, pembukaan tambang, atau mematikan ruang demokrasi dengan menciptakan ketakutan agar masyarakat tidak dapat mengawasi kebijakan pembangunan yang berpotensi merampok kawasan wilayah adat.
Sejumlah argumentasi dugaan yang memperkuat kecurigaan tsb di atas adalah:
1. Wilayah Kurima, Assotipo, Pugima, Maima adalah wilayah yang relatif berada dalam kota.
Sudah lebih dari 50 tahun, tak pernah ada gerakan bersenjata di wilayah ini. Baru kali ini setelah hadirnya DOB di era kepemimpinan Gubernur dan Bupati kali ini terjadi kontak tempat di wilayah ini.
2. Hingga saat ini belum ada, bukti yang menunjukkan secara akurat bahwa pihak TPNPB pimpinan Egianus Kogoya adalah pelaku dari sejumlah rentetan kejadian penembakan di Wamena beberapa pekan ini.
3. Informasi yang dijadikan dasar untuk mengarahkan kepada TPNPB sebagai pelaku hanya menggunakan pesan teks WhatsApp dan foto-video yang belum jelas kebenarannya.
4. Hingga saat ini, penambahan pasukan dilakukan secara terus menerus, tanpa berpikir bahwa pihak TPNPB tidak mungkin menyerang warga lokal setempat.
5. Secara prinsip dan teori perang Gerilya, jika benar pasukan Kodap III dan Pangkodapnya ingin melakukan perang terbuka (konvensional) maka itu sama artinya dengan bunuh diri masal. Egianus dkk pasti telah mengetahui resiko itu, sistem perlawanan yang ideal dari freedom fighter seperti TPNPB adalah sistem bertahan-- defensif. Tidak mungkin ofensif. Jumlah personil, kekuatan alutsista dll pasti akan menjadi pertimbangan serius utama.
6. Hingga nyaris seminggu pasca insiden pertama di Yetnima-Kurima, belum ada pelaku yang ditangkap. Hal ini berbeda dengan pengungkapan kasus penembakan dua tukang di jembatan Wouma beberapa tahun lalu yang pelakunya di ditangkap tak lama di wilayah barat Kota Wamena oleh aparat keamanan.
7. Keanehan lain adalah jumpa pers Bupati Jayawijaya terkesan mendahului dan memonopoli tugas otoritas keamanan. Padahal bupati Jayawijaya berstatus sebagai pejabat sipil bukan lagi pejabat tinggi militer di Wamena.
8. Tidak ada alasan urgen bagi TPNPB Kodap III untuk menyerang Kota Wamena. Bila ada sesuatu yang rahasia itu mungkin berkaitan dengan sesuatu yang urgen sekali tapi tidak mungkin bertahan lama menghadapi militer Indonesia dengan segala macam modal kekuatan alutsista yang sudah modern dan canggih.
9. Kunjungan senyap Menhan dan Menkeu ditengah gejolak operasi militer di Wamena ke Nduga, memunculkan spekulasi tentang apa urgensi kedatangan mereka ke daerah operasi Kodap III--saat Egianus dan pasukannya sedang melancarkan aksi operasi di Wamena. Apakah ada misi khusus?
Sejumlah analisa di atas yang menghantui dan menjadi bahan perenungan masyarakat Jayawijaya akhir-akhir ini. Meskipun di sisi lain ada kekecewaan besar terhadap rezim bupati inaierek hari ini--tapi juga kepemimpinan Gubernur dan Wakilnya. Sebab mereka seolah menjadi pihak yang ikut mengelola dan membuat situasi semakin tak dapat dikendalikan.
Semua teka-teki ini pada akhirnya akan juga terungkap, ketika ada agenda atau ada misi besar yang terjadi beberapa waktu ke depan. Bila kunjungan Natalius Pigai ke Papua Tengah Pasca didemo mahasiswa membawa misi pendirian pos militer sambil melihat para pengungsi, apa misi yang bakal terlaksana pasca kunjungan Menhan dan Menkeu ke Nduga beberapa hari lalu? So, mari kita tunggu waktu yang menjawab semua fenomena kabur hari-hari ini.
Warta Tako
Sumber: Facebook.com/Alpis Yalak/14/06/2025