Ilustrasi Tanaman di atas Tanah komunal |
Oleh : Welinus walianggen S.Ap
Filosofi dalam peradaban orang yali tanah adalah warisan leluhur kami sangat berharga. Tanah sebagai sumber pemberi hidup sepanjang generasi Yalimo. Tanah sebagai mama orang Yalimo. Tanah sebagai roh dan Marwah orang Yalimo. Tanah sebagai investasi jangka panjang bagi anak cucu orang Yalimo.maka itu tidak ada alasan dengan kepentingan apapun untuk menjual tanah secara liar (Welinus walianggen. 9 Januari 2019)
Kita Menjual tanah berarti kita menjual mama kita sendiri.
Kita menjual tanah berarti kita menguburkan dan mematikan generasi Yalimo.
Kita menjual tanah berarti kita menjual tulang belulang leluhur kami.
Kita menjual tanah berarti kita memberikan semua kekayaan alam lembah agung mandat Allah dan leluhur kami itu,kepada para penguasa untuk disalibkan seperti Yesus.
Ingat orang Yalimo diciptakan dari debu tanah, hidup di atas tanah,mencari makan diatas tanah, setelah mengalami kematian kembali pula ke tanah untuk memberikan kehidupan bagi seribu generasi Yalimo yang akan datang.
Tanah Yalimo adalah taman Eden yang Tuhan berikan kepada moyang leluhur kami secara turun-temurun untuk hidup dan memelihara mengelola tanah itu sendiri.
Orang yang menjual tanah adalah orang yang tidak berhikmat & berakal Budi. Orang yang menjual tanah adalah orang yang tidak berilmu dan bodoh. Orang yang menjual tanah adalah orang yang melahirkan kemiskinan permanen bagi anak cucu sepanjang generasi orang Yalimo.
Jangan memberikan barang yang kudus kepada anjing, jangan & jangan melemparkan Mutiaramu kepada babi supaya ia mengoya kamu. ( Matius 7-6 )
Dari awal yang diakui oleh orang Yahudi yang dikanonkan itu hanya kitab Tora saja kejadian,keluaran,imamat,bilangan,ulangan, tapi dengan berlalunya waktu akhirnya kitab suci orang yahudi itu dibagi dalam tiga kelompok yaitu, Tora nabi-nabi,pada abad orang yahudi tidak percaya pada perjanjian lama. Mereka menyebutnya melalui huruf awal pengelompokan dari perjanjian lama Tora,neviin/nabi-nabi,ketuvin/tulisan-tulisan sehingga disingkat menjadi (TNK) tanah, maka mereka orang yahudi itu menyebutnya kitab suci sebagai tanah.
Dan itu tercermin dari kata-kata Yesus sendiri bahwa pembagian itu adalah Tanah. Ia berkata kepada Meraka : " inilah perkataanku yang telah ku katakan kepadamu ketika aku masih bersama-sama yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang aku
Dalam kitab taurat Musa,kitab nabi-nabi,dan kitab Mazmur.( Lukas 24- 44 ).
Zaman itu ada Firaun yang bernama Bartolomeus Suter itu menurut tradisinya para pimpinan bangsa yahudi untuk menerjemahkan kitab suci mereka dari bahasa Ibrani Ke dalam bahasa Yunani, maka berkumpulah 72 orang sarjana Yahudi, para rapi yang tau bahasa bahasa Ibrani & Yunani.
Untuk menerjemahkan kitab suci tanah itu ke dalam ke dalam bahasa Yunani, na waktu itu yang dikanonkan adalah Tora saja yaitu lima kitab kejadian,keluaran, imamat, bilangan & ulangan.
Sedangkan kitab-kitab yang bersifat sejarah dari Yosua sampai Ester dan kitab-kitab yang berwujud puisi,dari Mazmur sampai kidung agung, dan akhirnya para rabi itu belum dikanonkan.
Maka itu siapapun dia anda menjual tanah dan memberikan tana secara cuma-cuma maka anda menjual Yesus.
Anda tidak menghargai dan menghormati karya mandat ALLAH dan warisan moyang leluhur mu atas semua kekayaanmu.
Uskup Yhon Saklil menyatakan bahwa : " rakyat Papua bisa hidup tanpa uang tetapi,mereka tidak bisa hidup tanpa tanah".
Orang Yalimo harus sadar dan bertobat hutan, gunung,sungai dan lembah yali adalah mandat Allah kepada orang Yalimo untuk hidup berdikari dan beranak pinak di negeri yang penuh dengan susu,madu, dan minyak itu sepanjang abad.
Saya menulis karena saya sadar.
Saya menulis karena saya berilmu.
Saya menulis karena saya menghormati karya ALLAH.
Saya menulis karena cinta akan leluhurku.
Saya menulis karena cinta akan negeriku.
Saya menulis karena cinta akan mama.
Saya menulis karena saya mencintai anak cucu saya.
Saya menulis karena saya mencintai generasi Yalimo.
Saya menulis karena tidak ingin lagi kelak melihat orang Yalimo miskin dan melarat di atas negerinya sendiri
Saya menulis untuk generasi masa depan Yalimo.
Menulis adalah suatu cara terbaik untuk berbicara, memberikan kesadaran,dan menyelamatkan negeriku. agar negeriku tetap berdiri Kokoh di tengah-tengah rentetan hegemoni perkembangan IPTEK yang mempengaruhi dan merusak tatanan sosial kehidupan masyarakat.
Oleh sebab itu seruan saya kepada kaum pribumi terlebih khusus orang Yalimo stop.🚯❗ menjual tanah atas nama pembangunan,atas nama pemerintah,atas nama gereja, atas nama kepala suku, dan lain sebagainya.
Orang Yalimo jangan buta, jangan tuli,jangan bisu, tetapi berbicara dengan lantang demi kepentingan banyak orang untuk menyelamatkan negeri kita.
"Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu,untuk hak semua orang yang merana. Bukalah mulutmu ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka". (Amsal 31 : 7-8)
Tanah Yalimo. Tuhan telah memberikan kuasa dan mandat dan tanggung jawab kepada kita orang Yalimo supaya memelihara dan mengusahakan: bangun rumah,buat kebun,buat ternak memelihara babi dan lain sebagainya.
Kutuk malapetaka orang yang murka dari Tuhan Allah turun-temurun kepada orang-orang yang melanggar firman Tuhan dan jual tanah.
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkan dalam taman Eden ( tanah Yalimo ) untuk memelihara dan mengusahakan taman itu (taman Yalimo) (kejadian 2- 15)
Menulis untuk kesadaran sukuku.
Menulis untuk mendidik sukuku.
Menulis untuk mengajar sukuku.
Menulis tidak melukai
Menulis tidak mencederai
Menulis tidak merendahkan
Menulis tidak membunuh
Tetapi menulis adalah mendidik dan m
enyadarkan serta menyelamatkan negeriku.
Wamena 9 Januari 2024