![]() |
| Ilustrasi yang menggambarkan Orang Papua |
PAPUA - Ketika pikiran kita dijajah oleh pengaruh kolonial dan imperialis, nilai-nilai baik dari masyarakat adat seringkali dipandang sebagai keterbelakangan dan kemunduran. Pemerintah kolonial seringkali melabeli masyarakat adat sebagai "primitif" sehingga perlu diubah dan diajarkan nilai-nilai yang dianggap lebih "modern". Namun, upaya "modernisasi" ini seringkali justru merusak tatanan masyarakat adat, menyebabkan mereka kehilangan identitas asli dan terjebak dalam kebingungan. |
Sementara itu, lembaga keagamaan tertentu juga berperan dalam proses penjajahan ini. Mereka melabeli praktik spiritual masyarakat adat sebagai "penyembahan berhala", sehingga memicu kampanye untuk "menyelamatkan" masyarakat adat dari "kekafiran".
Ironisnya, kampanye ini seringkali menjadi kedok bagi kepentingan kapitalis dan imperialis untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan budaya masyarakat adat.
Yang lebih menyedihkan adalah bahwa dalam menjalankan agenda ini, mereka seringkali memanfaatkan orang-orang dari masyarakat adat sendiri yang memiliki kompetensi dan pengetahuan tentang budaya lokal.
Orang-orang ini digunakan untuk memecah belah dan mengadu domba sesama anggota masyarakat adat, sehingga melemahkan solidaritas dan perlawanan mereka.
Dan yang lebih tragis lagi, orang-orang ini seringkali dikelilingi oleh pihak-pihak luar yang memiliki kepentingan ekonomi dan politik, seperti orang Eropa, Amerika, dan sebagian Asia, yang semakin memperkuat penjajahan dan eksploitasi terhadap masyarakat adat."
Sobat kolonialisme saat ini masih ada dan bermain di psikologi. Mereka berupa belajar tentang dunia masyarakat adat dan mulai bermain dari sana.
Warta Tako
Sumber:G.T/22/08/2025
