![]() |
Foto Seorang Kibra Bendera Merah Putih di Papua Tengah 17 Agustus 2025 |
NABIRE-Ludia Pakage lahir dan tumbuh di tanah Papua Tengah, sebuah wilayah yang masih menyimpan hutan yang luas, sungai yang mengalir jernih, dan langit biru yang terbuka lebar. Sejak kecil, ia dikenal sebagai anak yang tekun dan berdisiplin. Ayah dan ibunya selalu menanamkan nilai sederhana: “Bekerja keras dan jujur, maka Tuhan akan mengangkat derajatmu.” Kata-kata itu melekat dalam ingatannya, menjadi pegangan saat menghadapi berbagai tantangan.
Di sekolah, Ludia bukan hanya seorang siswi yang rajin belajar, tetapi juga aktif dalam kegiatan organisasi. Ia terbiasa tampil percaya diri, entah saat menjadi pemimpin upacara, lomba pidato, maupun kegiatan olahraga. Guru-gurunya melihat sesuatu yang istimewa dalam dirinya: kombinasi keberanian, ketenangan, dan rasa tanggung jawab. Nilai-nilai itu akhirnya membawa seleksi mengikuti seleksi Paskibraka tingkat provinsi.
Seleksi itu tidak mudah. Dari ratusan siswa, hanya segelintir yang lolos. Latihan keras, disiplin waktu, ketahanan fisik, dan mental yang diuji setiap hari. Ludia sering pulang dengan tubuh lelah, tetapi di dalam hatinya ia merasa semakin kuat. Hingga tibalah saat pengumuman: namanya disebut sebagai pembawa baki pertama di Papua Tengah. Air matanya hampir jatuh, karena bukan lelah, tapi karena rasa syukur.
Tanggal 16 Agustus 2025 menjadi hari yang akan selalu ia kenang. Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, SH, berdiri di hadapannya, menyematkan tanda penghargaan di dada kirinya. Momen itu seolah menyatukan Ludia dengan sejarah: ia bukan lagi sekadar pelajar, tetapi bagian dari sebuah peristiwa besar bangsa.
Bagi Ludia, tugas membawa baki Merah Putih bukan hanya soal prosesi. Itu tentang harga diri keluarga, marga, dan tanah leluhur Papua. Dalam nampan kecil yang ia genggam, tersimpan doa orang tua, dukungan teman-teman, dan kebanggaan seluruh rakyat Papua Tengah.
Ketika langkah kakinya menapaki karpet merah tiang bendera, Ludia membawa menuju lebih dari sekadar simbol negara. Ia membawa harapan, bahwa generasi muda Papua mampu berdiri sejajar, mengemban tugas mulia, dan menatap masa depan dengan percaya diri.
Sejarah pun mencatat: pada HUT RI ke-80, di provinsi termuda Indonesia, seorang gadis bernama Ludia Pakage menjadi pembawa baki pertama Merah Putih. Jejaknya akan terus dikenang, sebagai titik awal di mana Papua Tengah menorehkan kebanggaannya melalui tangan seorang putri bangsa.
PT/16/08/2025
oleh John Pakage