CERPEN "PNS BUKAN SATU-SATUNYA JALAN"

Warta Tako
2 minute read
0

Photo Istimewa Karya Kreatif 

JAYAPURA, Hari Jumat Apr 2025, Di sebuah kampung kecil di pedalaman Papua, tinggal seorang pemuda bernama Yonas. 

Setiap pagi, ia memandang gunung dari beranda rumahnya, menggenggam map plastik berisi ijazah dan surat lamaran. Sudah lima tahun sejak ia lulus kuliah di Jayapura, dan lima tahun pula ia mencoba peruntungan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Namun, namanya tak pernah muncul dalam daftar pengumuman.


"Bapak bilang, jadi PNS itu hidup tenang. Gaji tetap, pensiun ada, dihormati orang," kata Yonas suatu sore pada sahabatnya, Markus, sambil duduk di pinggir danau.


Markus hanya tersenyum, "Tapi berapa orang yang ikut tes, Yon? Berapa yang diterima? Kita ini sudah pintar, tapi apakah cuma PNS yang bisa bikin hidup jadi berarti?"


Yonas menghela napas. "Itu yang saya pikir. Tapi kalau tidak PNS, kita mau kerja apa?"


Markus menatap danau yang tenang. "Lihat kebun saya itu, penuh dengan kopi. Tahun lalu saya kirim biji ke Surabaya. Hasilnya lebih dari gaji PNS satu tahun."


Yonas menatap sahabatnya, seolah baru sadar bahwa jalan lain memang ada. Bahwa sukses tidak melulu soal duduk di kantor berseragam. Bahwa tanah Papua yang kaya bukan hanya ladang impian, tapi kenyataan yang bisa digarap.


Esoknya, Yonas bangun lebih pagi dari biasanya. Ia tak lagi membawa map lamaran, tapi cangkul dan bibit coklat. Ia memutuskan mencoba hal baru—membangun kebun sendiri.


Beberapa orang mengejek, "Ah, sudah menyerah jadi PNS kah?"


Tapi Yonas hanya tersenyum. "Bukan menyerah, saya hanya sadar, negeri ini butuh lebih dari sekadar PNS. Kita bisa berdiri dengan kaki sendiri, di tanah sendiri."


Tahun berlalu. Yonas menanam coklat, kopi, dan vanili. Ia belajar dari internet dan petani lokal, bahkan sesekali mengikuti pelatihan dari LSM yang datang ke kampung. Ia juga membuka warung kecil yang menjual hasil kebun warga, dan memfasilitasi pengiriman produk ke kota.


Lima tahun kemudian, nama Yonas dikenal bukan karena status PNS, tapi karena keberhasilannya membangun usaha yang mandiri. Ia memberdayakan puluhan pemuda kampung, menciptakan lapangan kerja, dan menginspirasi banyak orang.


Suatu hari, ia diundang bicara di universitas tempat ia dulu kuliah.


"Saya tidak anti-PNS," katanya di hadapan mahasiswa. "Tapi saya ingin kalian tahu, harapan tidak hanya ada di balik meja kantor. Di tanah ini, banyak pintu lain terbuka, asal kita berani mencoba dan tidak malu memulai dari cangkul."


Tepuk tangan pun bergema.


Dan Yonas tahu, pilihannya lima tahun lalu bukan kegagalan, melainkan awal dari sebuah jalan yang lebih bebas dan bermakna


Coretan Penulis 

By : M. Yoman

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)